jam

Labels

MEDIA PEMBELAJARAN BUKU

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Tulisan ini disusun oleh tim penulis dan diperuntukan sebagai tugas mata kuliah Komputer dan Media Pembelajaran. Diharapkan tulisan pada makalah ini dapat memperkaya wawasan mahasiswa mengenai “Buku Sebagai Media Pembelajaran”, baik secara teoritis maupun praktis.

Tim penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sungkono, M.Pd dan Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Komputer dan Media Pembelajaran yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat selesai sesuai harapan tim penulis.

Tim penulis senantiasa menantikan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 26 Februari 2010

Tim Penulis.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media pembelajaran adalah sebuah sarana yang sangat berguna untuk jalannya proses belajar dan mengajar. Mustahil tanpa adanya media proses pembelajaran yang diinginkan akan mudah untuk dicapai, karena media merupakan sebuah saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Menurut Rossi dan Braidle media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya buku, radio, televisi, koran, dan lain-lain.

Berdasarkan pengklasifikasiannya ada yang disebut dengan media pembelajaran berupa cetak. Media pembelajaran berupa cetak ini memiliki ciri-ciri yang sangat jelas, diantaranya, bersifat tertulis. Contoh nyata dari media cetak ini sendiri berupa buku, buku merupakan media berbentuk cetak yang sangat sering digunakan dalam proses belajar dan mengajar khususnya di Indonesia. Di Indonesia perkembangan media berbentuk cetak ini sudah dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya para pengarang buku, penerbit buku, serta pengguna media cetak itu sendiri. Namun buku di Indonesia masih memiliki kekurangan-kekurangan yang harus dibenahi terutama mengenai isi buku ini sendiri, karena dapat menganggu proses pentransferan ilmu. Buku sebagai media pembelajaran harus mempunyai nilai – nilai dan isi yang tinggi agar dapat menjadi media yang berhasil dalam proses pembelajaran.

1.2 Permasalahan

1. Peranan media buku dalam proses pembelajaran.

2. Kelebihan dan kekurangan media buku.

3. Pemanfaatan media buku pelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peranan media buku dalam proses pembelajaran.

Peranan
Produk dari proses belajar dan mengajar adalah terdapatnya perubahan yang relatif permanen dari kemampuan, keterampilan sikap, dan perilaku siswa sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan dalam kegiatan belajar. Tuntutan perubahan beserta prosesnya inilah yang perlu ditampung dalam buku pelajaran sehingga perubahan terjadi dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan tuntutan jaman. Berbagai peran sentral buku pelajaran dalam memberdayakan siswa ialah sebagai berikut.

• Buku dapat ditempatkan sebagai sumber informasi serta guru sebagai agen sekaligus penjual informasi tersebut.

Buku merupakan sebuah media pembelajaran yang mempunyai keuntungan yang banyak bagi para pemakainya, karena dapat menambah berbagai pengetahuan dan informasi. Sebagai seorang guru perlu melakukan interaksi dengan buku karena guru dapat berperan sebagai pentransfer ilmu, dengan demikian para siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan secara langsung dari guru yang mengajar. Guru juga dapat mengembangkan lagi isi dari buku tersebut. Buku yang telah dipahami oleh guru dapat menjadi informasi yang lebih luas lagi. Dan guru memberikan informasi yang lebih luas tadi dengan media buku.

• Buku dapat menarik minat dan niat siswa untuk menguasai informasi dengan motivasi tinggi.

Hal ini dapat diketahui dari isi buku yang mudah dikuasai oleh para pelajar. Dengan kata –kata yang mudah dipahami dan penggunaan gambar yang baik maka seorang pelajar akan tertarik untuk membaca sebuah buku. Buku yang mempunyai bahasa dan gambar – gambar yang menariklah yang banyak diminati saat ini dibandingkan dengan buku – buku yang hanya memuat tulisan saja atau buku yang memiliki gambar yang membosankan.

• Buku dapat berperan sebagai manajer dari kegiatan belajar siswa, dilengkapi informasi yang tingkat kesukarannya bertahap, termasuk soal latihan dan pemecahan masalah yang terkait.

Buku membantu siswa belajar sendiri dan dapat mengembakan informasi yang ada di dalam buku tersebut. Siswa dapat melakukan evaulasi dengan mengerjakan soal – soal yang ada di dalam buku. Dengan ini siswa dapat menyelesaikan soal dengan membaca buku tersebut dan dapat menyelesaikan permasalahannya. Dia dapat mencari informasi dalam buku tersebut.

• Buku dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan memuat implementasi pesan kurikulum, bahkan dapat melebihinya.

Dengan buku para guru dapat memenuhi tuntutan kurikiulum. Karena informasi yang diberikan buku kepada siswa sangat banyak dan lengkap. Kurikulumpun dapat berjalan dengan lancar oleh bantuan media buku.

•Buku dapat digunakan sebagai wacana untuk melatih daya nalar dan pembentukan sikap siswa dalam menghadapi perubahan dunia yang relatif cepat di era abad ke-21 ini.

Buku dapat membentuk mental yang baik bagi para pembaca untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada pada dapa era abad ke-21. Karena perubahan yang cepat maka kita harus siap dan buku memberikan informasi – informasi tentang perubahan dan perkembangan itu. Sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan dan tidak trkejut lagi oleh perubahan yang terjadi.

Buku dapat memuat informasi esensial dan strategis, bermanfaat sebagai alat pemecahan masalah.

Buku memiliki jangkauan yang luas di segala bidang. Dan buku memiliki informasi yang sangat luas. Karena cakupan buku sangat luas kita dapat menggunakan buku sebagai pemecahan masalah yang terkadang belum dapat kita pecahkan, dan ketika kita membaca sebuah buku dan dlam buku tersebut terdapat pemecahan masalahnya karena informasinya yang luas.

• Buku dapat menyajikan informasi yang komunikatif, menarik, dan tidak membosankan.

Buku merupakan sebuah media yang terus memiliki perkembangan-perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga para pembaca buku berminat untuk membaca buku, karena mereka menganggap semakin banyak seseorang membaca sebuah buku maka akan bertambah pulalah ilmu seseorang.

Karena itu buku harus terus berkembang, karena dapat menarik minat pembacannya. Buku harus komunikatif agar dapat memberikan informasi kepada para pembacanya agar dapatmenerima informasi tersebut dengan jelas. Buku yang baik adalah yang menarik untuk dibaca. Karena ketertarikan seseorang dalam membaca buku dapat mempermudah proses penyampaian informasi dari buku kepada pembacanya. Sedangkan buku yang hanya cenderung monoton itu dapay menghambat proses informasi karena kesan yang disampaikan disana adalah membosankan sehingga orang malas untuk membacanya. Itulah mengapa kita harus dapat menyajikan buku yang komunikatif, menarik, dan tidak membosankan.

2.2 Kelebihan dan kekurangan media buku.

Kelebihan

Sebagai sebuah media pembelajaran buku memiliki berbagai macam kelebihan-kelebihan yang dapat dirasakan oleh para pembaca buku. Buku dianggap sebagai media yang bersifat efisien dan memiliki isi yang sangat komplit, ini terbukti masih banyaknya orang yang mempergunakan buku dalam proses pembelajaran.

Menurut beberapa pakar penguasaan sebuah materi banyak menggunakan indera penglihatan yaitunya mata. Jadi secara tidak langsung buku merupakan sarana dalam belajar yang membuat para pembacanya memahami ilmu yang terdapat dalam buku itu sendiri.

Dalam buku terdapat bahasa - bahasa yang dapat membuat para pembaca tertarik untuk membacanya. Artinya buku menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.

Kelemahan

Kelemahan yang ada pada sebuah buku biasanya terdapat pada isi buku itu sendiri. Sebuah riset yang dilakukan oleh Sri Redjeki (1997), misalnya, menunjukkan bahwa buku-buku pelajaran yang dikonsumsi pelajar Indonesia tertinggal 50 tahun dari perkembangan terbaru sains modern.

Adapun beberapa kelemahan isi buku:

1. Bahasanya kurang bagus dan terlalu tinggi, sehingga sulit untuk bisa diterima atau dipahami oleh anak usia sekolah dasar maupun guru mata pelajaran.

2. Materinya terlalu banyak. Dalam penyampaiannya sering loncat-loncat.

3. Banyak buku merupakan terjemahan buku asing, yang tak sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat Indonesia.

4. Pembahasan materi hanya menyangkut yang pokok. Tak ada penjelasan lebih lanjut sehingga materi pelajarannya bisa mudah dipahami oleh para siswa.

Selain itu buku juga terkadang cenderung membosankan sehingga para pembaca malas untuk membacanya. Walaupun terkadang sudah membacanya, para pembaca susah untuk memahami isi buku tersebut. Sebuah studi dilakukan oleh Kathy Chekley (1997), buku teks sekolah Amerika dipenuhi oleh halaman-halaman tanpa makna dan terlalu detail terhadap konsep-konsep kecil sehingga siswa Amerika susah untuk memahami. Berbeda pada buku yang ada di Jepang dengan sedikit topik bahasan namun memiliki tampilan yang sangat menarik sehingga siswa dapat mudah memahaminya. Buku yang memiliki banyak halaman terlalu berbelit belit dalam konsep yang dijelaskan terlalu detail dapat menghambat proses pemahaman pembelajaran melalui media buku.

Kelemahan buku-buku teks yang banyak beredar setidaknya mencakup lima hal, yaitu isi, bahasa, desain grafis, metodologi penulisan, dan strategi indexing. Seperti disinggung di atas, masalah isi mengandung dua cacat pokok, yakni terlalu banyak dan kadaluwarsa dan karena itu menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan penemuan-penemuan mutakhir. Hal ini setidaknya juga bisa dilihat dari referensi lama yang dipergunakan. Pengakuan para penyusun buku seperti diungkap Supriadi patut mendapat catatan Para penyusun bukannya menulis buku baru dengan referensi yang baru pula, melainkan menata ulang, mengemas kembali, atau merakit kembali materi-materi yang telah ada dalam buku-buku sebelumnya. Maka yang terjadi sebenarnya adalah reproduksi ulang kesalahan-kesalahan sebelumnya dengan kemasan baru.

Dari segi bahasa dan ilustrasi, kelemahan menonjol buku-buku teks adalah penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi metodologi penulisan, dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif-emosional siswa, terutama dalam buku-buku sosial, moral, dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai terlalu materialistik, kering, dan membosankan sehingga gagal menyampaikan pesan isi (content provision) sebuah buku.

Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing hampir tak pernah ada dalam buku-buku teks sekolah anak-anak kita. Tidak seperti buku-buku teks semisal di Singapura dan Amerika yang kaya dengan indeks. Buku-buku teks kita miskin inisiatif bahkan untuk sebagian buku teks di perguruan tinggi. Dalam beberapa studi disebutkan, ketersediaan indeks dalam buku teks akan menaikkan tingkat analitis dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Karena, dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan pokok bahasan yang sesuai dengan minat dan keinginannya tanpa perlu waktu lama dalam memperolehnya.

Kelima masalah di atas bisa jadi berawal dari honor yang diterima oleh para penulis sangat kecil dan kadang tidak manusiawi. Bagaimana tidak, walau pun anggaran yang dialokasikan untuk buku sangat besar, yang diterima oleh penulis justru sangat tidak wajar. Menurut Rencana Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca, Dirjen Dikdasmen, misalnya, alokasi dana pengembangan buku tidak kurang dari US$350 juta. Dengan kurs rata-rata RplO.OOO per dolar, jumlah itu sama dengan Rp3,5 triliun lebih! Idealnya, dengan dana yang demikian besar, pemerintah seharusnya bisa membangun semacam Kamp Konsentrasi Penulisan Buku Paket dengan membayar penulis-penulis andal dengan satu tema besar, Melahirkan buku-buku teks berkualitas bagi pembangunan masa depan bangsa.

2.3 Pemanfaatan Media Buku Pelajaran

Buku pelajaran dapat dipandang sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan belajar yang membawa siswa sampai pada suatu kompetensi tertentu. Penumpang kendaraan ini ialah siswa, sedangkan pengemudinya ialah guru. Sebagai pengemudi, guru diharapkan dapat membawa penumpangnya sampai ke tempat tujuan dengan bergembira, nyaman, dan tidak mabok. Dalam kendaraan itu dikembangkan kesenangan belajar, perasaan, sosialitas, intelektualitas, moral, dan spiritual siswa secara optimal.
Dalam proses belajar mengajar, guru memanfaatkan buku ajar secara optimal sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan dirinya secara berjenjang, berkesinambungan, dan tanpa paksaan. Guru yang cerdik dapat memanfaatkan cara belajar berkelompok agar siswa mencapai kompetensi tertentu. Dengan buku pelajaran, guru membantu siswanya dengan berperan sebagai:
Narasumber

Guru merupakan tempat siswa bertanya, yaitu menjelaskan visi, misi, konteks, konten, proses, sistematika, dan pengorganisasian informasi yang dikelolanya.

Komunikator

Guru mengajarkan suatu informasi, yaitu menjelaskan dengan berbagai cara pendekatan serta memanfaatkan metode dan media yang tersedia.

Fasilitator

Guru menyediakan fasilitas belajar siswa, yaitu menyusun berbagai program belajar tahap demi tahap dan membantu siswa belajar.

Manajer

Guru mengatur kegiatan belajar siswa, yaitu mengatur kelompok belajar, kelas, laju informasi, diskusi, dan interaksi dalam proses belajar mengajar.

Motivator

Guru memberi motivasi agar siswa giat belajar, yaitu memberi semangat dan menggerakkan siswa belajar.

Pembelajar

Guru mengajarkan cara belajar pada siswanya, yaitu memberi petunjuk agar siswa belajar secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Jadi pemanfaatan media buku pelajaran.



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan semakin majunya perkembangan yang ada di dunia, khususnya dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Hal ini memacu semangat orang banyak untuk melakukan sebuah perubahan yang positif. Diawali dengan mencari sebuah sumber ilmu pengetahuan yang dapat membuat seseorang maju untuk ke depannya.

Buku merupakan sebuah media yang disediakan untuk meningkatkan ilmu seseorang dan dapat membuat seseorang merasa percaya diri untuk melakukuan langkah ke depannya. Buku mempunyai banyak keunggulan yang dapat dirasakan secara langsung bagi para pembaca buku. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya instansi-instansi pendidikan seperti sekolah-sekolah yang menjadikan buku menjadi sebuah sumber belajar.

3.2 Saran

Setelah mengkaji secara mendalam dari berbagai sumber dalam makalah ini mengenai buku sebagai media pembelajaran dan peranannya terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia alangkah baiknya mengenai tema ini kami memberikan saran yakni : mengurangi kekurangan-kekurangan buku yang beredar di Indonesia dengan cara mengikut sertakan perannan pemerintah secara aktif, dan dapat mengharga hasil karya para pencipta buku, dengan demikian para pencipta buku bisa lebih termotifasi untuk menciptakan buku yang lebih baik dari yang sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dariyanto Erwin, Juli 19, 2009 (online) diakses tanggal 27 Februari 2010 (http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/07/19/Laporan_Utama/krn.20090719.171492.id.html )

Jamaludin Muhammad, http://bataviase.co.id/content/rekonstruksi-buku-teks-sekolah)

Martono Koko, Juni 15, 2005 (online) diakses tanggal 27 Februari 2010 (http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/06/15/ge_mozaik_juni_2005_-_peranan_buku_dalam_proses_belajar_men.html)